Kamis, 30 Desember 2010

Bicara tentang Ayah

Ayah tak hanya memenuhi kebutuhan fisik. Kita sudah sepakat dengan hal ini. Tetapi, bagaimana seorang ayah bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, kalau interaksi dengan anak bermasalah. Pagi-pagi sudah berangkat. Terkadang anak belum bangun. Padatnya pekerjaan, macetnya jalanan, berikut semua masalah di jalanan, membuat sang ayah pulang larut malam. Terkadang anak sudah tidur. Penantian mereka untuk sekadar memenuhi kelopak mata dengan wajah ayah, tidak terpenuhi. Setelah pagi tadi, tidak sempat mengecup tangan ayah sebelum keberangkatannya.

Anak-anak baru merasa punya ayah pada hari Sabtu dan Minggu saja. Terlihat seonggok fisik kelelahan di kursi rumah, setelah 5 atau 6 hari padat beraktifitas.

Ada lagi, seorang ayah yang harus bertugas jauh dari anaknya. Sementara sang ibu kebingungan bagaimana harus membagi waktu antara suami dan anaknya. Kepulangan ayah yang sangat dirindukan baru bisa terlaksana sebulan sekali. Ups...lebih lama lagi nih.

“Alhamdulillah...saya punya waktu yang cukup untuk anak saya,” kata sebagian ayah. Tentu menggembirakan mendengarnya. Tetapi, sayangnya kalimat ini masih berbuntut. “Tapi saya tidak tahu harus menjadi ayah seperti apa?” Oohhh... nampaknya seorang ayah yang sedang kebingungan tentang perannya sebagai ayah.

Kadang ayah, kadang bukan. Ayah kadang-kadang. Malah ada yang tidak terasa sama sekali keayahannya. Sang anak tidak merasa punya ayah. Yatim sebelum waktunya. Kalau lisan mereka boleh berucap, mereka akan berkata kepada bundanya: bunda, carikan aku ayah...
Berapa banyak ya, jumlah ayah di Indonesia seperti ilustrasi di atas? Banyak atau sedikit?

Nah, Anda sendiri tipe ayah yang mana?

Para ayah yang baik....
Mari kita terus belajar. Kalimat-kalimat di atas bukan untuk memojokkan apalagi hanya menyalahkan. Astaghfirullah...

Tetapi untuk melakukan evaluasi, berharap solusi untuk permasalahan dan petunjuk untuk peran keayahan. Untuk generasi yang lebih istimewa dari kita.

Ayah...sebagai pengingat kembali untuk kita, inilah kalimat Ibnu Qoyyim yang akan kita analisa kata per kata, “Betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat karena ia tidak memperhatikannya, tidak mendidiknya dan memfasilitasi syahwat (keinginannya), sementara dia mengira telah memuliakannya padahal dia telah merendahkannya.”

Kesengsaraan anak di dunia bahkan hingga di akhirat nanti karena hilangnya perhatian seorang ayah terhadap anaknya.
Perhatian...? Bukankah banyak para ayah yang merasa telah memperhatikan anaknya? Di mana kurangnya?

Ya, perhatian itu berbagai macam bentuknya. Ada perhatian secara fisik dengan sentuhan mantap atau ekspresi wajah seorang ayah. Ada secara fasilitas hidup dengan sarana yang disediakan oleh ayah. Ada sapaan menyejukkan di pagi hari dan ucapan selamat atas prestasi dengan lisan ayah. Ada doa yang mengalir dari ketulusan hati seorang ayah.
Ini bukan pilihan, tetapi harus dilaksanakan semua. Sekarang para ayah tahu bukan, mengapa perhatian ayah masih dianggap kurang. Karena masih memilih satu atau beberapa saja. Biasanya hanya perhatian fasilitas hidup yang dipilih.

Kalau boleh, saya membagi perhatian menjadi tiga macam:

1. Perhatian dalam bentuk kuantitas
2. Perhatian dalam bentuk kualitas
3. Perhatian dalam sunyi

Perhatian dalam bentuk kuantitas, artinya kehadiran fisik sang ayah. Demikian juga pemenuhan fasilitas hidup yang merupakan kewajiban ayah.
Sang anak bisa menatap wajah ayahnya. Bisa menyentuh tubuh ayah. Bisa meraba rambut ayah. Bisa menggandeng tangan ayah.
Sang anak bisa mendapatkan fasilitas untuk belajarnya, sekolahnya, bermainnya, komunikasinya, kebutuhan hidup sehari-harinya.

Perhatian kuantitas itu ibarat wadah. Kalau wadah itu belum ada, bagaimana seorang ayah bisa mengisi anaknya dengan misi kebaikan?

Untuk poin ini, masalah muncul pada ayah yang sibuk atau bekerja di luar kota jauh dari anak-anaknya dan jarang ada pertemuan fisik. Bagaimana solusinya? Sabar ya ayah...insya Allah akan kita bahas pada tulisan berikutnya. Tetapi mohon dijauhkan dulu kalimat apologis, “Yang penting kualitas pertemuan. Buat apa kuantitas pertemuan sering, tetapi tidak berkualitas.” Karena bukan itu jawabannya!

Perhatian dalam bentuk kualitas, artinya kehadiran fisik dan pemenuhan fasilitas itu harus ada ruhnya. Bukan pertemuan kosong. Permainan tanpa visi. Jalan-jalan tanpa misi. Duduk tanpa dialog. Pembicaraan tanpa nilai.

Perhatian kuantitas itu ibarat wadah. Kalau sudah ada, jangan sampai tidak diisi dengan misi kebaikan. Sayang...
Untuk poin ini, akan kita bahas detailnya sepanjang kita belajar bersama tentang keayahan.

Perhatian dalam sunyi, artinya sang ayah tetap menyediakan ruang yang lapang dalam hati dan lisannya saat ia sendirian. Dalam perencanaan hidupnya, dalam doa dan dzikirnya.

Saat nanti kita belajar tentang Ibrahim, para ayah akan tahu betapa Ibrahim ayah dahsyat itu selalu membasahi lisannya dengan doa untuk generasinya. Dalam sendirinya. Dalam kesunyiannya. Dari hatinya yang paling dalam.

Untuk poin ini, para ayah tinggal belajar bermacam doa untuk generasi dan terus berupaya mendekatkan diri kepada Allah.
Wadah yang telah terisi itu, semakin terlihat indah dengan hiasan yang mengitarinya.
Nah, ini ada hasil penelitian tentang anak yang ‘tidak punya’ ayah:

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kalter dan Rembar di Rumah Sakit Jiwa Anak, (University of Michigan), dari sampel 144 anak dan remaja awal yang orang tuanya bercerai, sering mengalami tiga hal:

63% masalah psikologis subjektif (didefinisikan sebagai kecemasan, kesedihan, suasana hati yang mudah berubah-ubah, fobia, dan depresi)
56% Prestasi rendah atau prestasi di bawah kemampuan yang pernah dicapainya
43% Melakukan agresi kepada orang tua (Clinical Observations on Interferences of Early Father Absence in the Achievement of Femininity by R. Lohr, C. g, A. Mendell and B. Riemer, Clinical Social Work Journal, V. 17, #4, Winter, 1989)

Para ayah yang baik...

Yuk ah, kita belajar kepada Rasulullah. Shalih bin Awwad al-Maghamisi (al-Ayyam an-Nadzirah wa as-Siroh al-Athiroh, h. 51, MS) menjelaskan, “Fathimah putri yang paling dicintai Nabi shallallahu alaihi wasallam. Imam adz-Dzahabi ketika menuliskan biografi Fathimah dalam al-a’lam berkata: (Dia adalah bagian dari kenabian dan pilihan). Fathimah adalah orang yang paling mirip cara jalannya dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah mencintainya, memuliakannya, mengagungkannya, jika dia mendatangi Rasul beliau menciumnya dan memeluknya. Fathimah adalah bagian dari beliau, Rasul berkata: (Fathimah bagian dari diriku, apa saja yang membuatnya gundah juga akan membuatku gundah, apa saja yang menyakitinya juga menyakitiku), atau kalimat yang semisalnya.”

Penggambaran singkat ini, menggambarkan jelas bahwa Rasul hadir secara fisik, memperhatikannya, mampu bersatu dalam rasa dengan putrinya.

Mari kita semua menjadi para ayah yang bisa dirasakan kehadirannya. Bukan saja pada fasilitas hidup. Tetapi dalam seluruh lembaran kehidupan anak-anak kita.***
Selengkapnya...

Senin, 27 Desember 2010

CIRI CIRI PENYAKIT JANTUNG DAN PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG

CIRI CIRI PENYAKIT JANTUNG DAN PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG
CIRI-CIRI PENYAKIT JANTUNG :

• Nyeri pada dada kiri
• Sesak napas
• Irama jantung tak beraturan
• Keringat dingin
• Mual dan muntah

Penyakit kardiovaskuler, terutama jantung koroner, yang ditandai dengan serangan jantung, masih menempati peringkat pertama penyabab kematian di Indonesia.

Penelitian Havard University mengatakan sumber penyakit jantung adalah mikroba. tidak akan menempel kolesterol di pembuluh darah jantung bila tidak ada yang mengawali. mikroba ini yang menyebabkan kolesterol berkumpul di pembuluh darah jantung.

Bagi Anda yang memiliki sakit jantung, direkomendasikan melihat video dibawah ini. klik dan tunggulah beberapa saat

Bagaimana cara mengobatinya?

Konsumsi terbaik adalah TF Advance dan TF Cardio. Transfer factor akan membantu sistem imun untuk memusnahkan mikroba penyebab sakit jantung lalu mengatasi kolesterolnya. Cara ini bisa menjadi pilihan Anda untuk mengatasi sakit jantung.
Tips yang lain sholat Qiyqmullail secara rutin, jika bisa Awali dengan mandi sebelum sholat malam, perbanyak tilawah al-qur'an , istigfar. minumlah obat sesuai petunjuk dikter.
Selengkapnya...

Minggu, 26 Desember 2010

Kandungan Gizi Tahu

Tidak berlebih kalo tahu yang kaya kandungan gizinya turut mempunyai andil besar dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Berikut merupakan komposisi Zat Gizi pada 100 gram tahu.

Zat Gizi Jumlah
Energi 63 kal
Air 86, 7 g
Protein 7,9 g
Lemak 4,1 g
Karbohidrat 0,4 g
Serat 0,1 g
Abu 0,9 g
Kalsium 150 mg
Besi 2,2 mg
Vitamin B1 0,04 mg & B2 0,02 mg
Niacin 0,4 mg
Selengkapnya...

Selasa, 21 Desember 2010

Menentukan Skala Prioritas

Seorang ayah mengajak anaknya naik helikopter wisata.
Ketika naik, sang pilot mengajukan tantangan unik dan menyampaikan peraturannya:
"Ongkos naik helikopter adalah 1 juta, jika salah satu dari Anda bersuara atau berbicara maka akan saya denda 5 juta, akan tetapi jika bisa tahan bicara maka saya beri bonus 10 juta."
Singkat cerita mereka setuju mengikuti tantangan dan naik helikopter tersebut. Sang ayah mewanti-wanti anaknya agar tidak bersuara.
Sang pilot tentu saja tidak mau rugi, ia melakukan berbagai manuver untuk membuat penumpangnya bicara, tapi tetap tidak ada suara. Ia melakukan manuver terbang miring, terbang naik turun, tapi tetap saja tidak ada suara.
Akhirnya sang pilot melakukan gerakan yang tidak mungkin ada penumpang yang tahan untuk tidak berbicara atau bersuara.
Tapi setelah manuver bahaya tersebut, sang pilot tetap tidak mendengar suara.
Akhirnya sang pilot menyerah dan mendaratkan helikopternya.
Sambil menengok ke belakang, ia berujar kepada sang ayah;
"Bapak hebat, baru kali ini saya bertemu penumpang yang bisa mengalahkan tantangan ini. Tidak ada yang sanggup tidak bersuara dengan manuver seperti tadi!"
"Sebenarnya tadi saya mau bilang sesuatu yang penting, tapi takut didenda," jawab sang Ayah.
"Mau bilang apa?" tanya sang pilot
"Anak saya jatuh waktu manuver tadi!"

sahabat....
memang terlihat konyol dan lucu apa yang dilakukan bapak tadi. namun, dalam kehidupan nyata hal tersebut sering terjadi.
banyak orang yang mengorbankan kepentingan yang lebih besar hanya untuk kepentingan sesaat. mengabaikan manfaat yang lebih besar hanya karena ingin mengambil manfaat sesaatt.

sebagai contoh banyak mahasiswa / pelajar yang lebih senang bermain dan "nongkrong" (kesenangan sesaat) dibandingkan dengan berbuat dan berusaha untuk mencetak prestasi dan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
ada guru (insyaAllah tidak banyak) yang hanya fokus mengejar sertifikasi (manfaat untuk pribadi) dibandingkan dengan keseriusannya mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mendidik dan mencetak generasi penerus yang tangguh.
ada beberapa ortu yang lebih memprioritaskan kebutuhan sekunder kehidupan mereka dibandingkan dengan mempersiapkan uang untuk pendidikan anak yang lebih berkualitas
dan masih banyak contoh lainnya...

sekarang pertanyaannya.. bagaimana kita menempatkan prioritas??
berikut beberapa hal yang bisa dijadikan acuannya

1. Esensi dari tujuan Anda.
tentu saja untuk mencapai kesuksesan setiap orang harus memiliki tujuan dan visi dan jelas. untuk menentukan prioritas, pilih hal mana yang penting dan mendukung tercapainya cita-cita atau tujuan pribadi, keluarga, atau organisasi anda.
2. Keuntungan atau manfaat yang tinggi.
diantara semua pilihan, pilihlah hal yang akan menghasilkan manfaat yang paling baik dibandingkan dengan waktu dan tenaga Anda.
3. Tidak dapat didelegasikan.
Kegiatan mana yang hanya bisa dilakukan oleh Anda dan tidak dapat digantikan orang lain dapat digolongkan berprioritas tinggi.
4. lebih penting dan mendesak
diantara banyak pilihan pilihlah hal yang berada pada posisi sangat penting dengan waktu yang sangat mendesak
5. membawa kemaslahatan
diantara sekian banyak kegiatan pilihlah kegiatan yang memiliki dampak positif paling besar untuk orang banyak.

semoga kita adalah pribadi-pribadi yang bisa menempatkan prioritas dengan bijak

wallahu'alam...
Selengkapnya...

semua bermula dari pikiran



Anda akan menjadi apa yang anda mau, seberapa mampu anda berpikir tentang diri anda yang anda mau, sejauh itu pula anda akan mampu menerjemahkan kemana langkah-langkah kecil anda menuju ke langkah besar kesuksesan Anda.

Hati-hatilah pada pikiran Anda, Pikiran Anda akan berpengaruh pada tindakan anda, tindakan anda akan berpengaruh pada kebiasaan anda, kebiasaan anda akan berpengaruh pada sikap mental Anda dan sikap mental anda akan menentukan apakah anda layak sebagai pemenang atau sebagai seorang pecundang dalam panggung kehidupan anda.



Kemampuan Anda untuk mengimajinasikan diri Anda kedepan pada situasi yang belum terjadi sangat berpengaruh pada tindakan dan sikap Anda. Kemampuan tersebut lebih dikenal dengan visualisasi.

Otak Anda dapat diibaratkan seperti otot, dapat mengembang dan juga mengerut. Semakin otak Anda diberikan tugas yang sulit maka otak Anda akan mengembang, namun ketika Anda senantiasa lari dari masalah, menyalahkan diri dan orang lain, menyerah, mengeluh dan frustasi, maka otak Anda akan mengerut.

Otak Anda adalah ibarat sebidang lahan kosong yang subur, apapun yang Anda tanam akan tumbuh dengan subur. Anda lempar alang alang akan tumbuh alang-lang, Anda tanam padi akan tumbuh padi. Anda akan memanen sesuai apa yang Anda tanam.

berpikirlah selalu hal yang positif... maka anda akan dapatkan sesuatu yang positif
salam positif
Selengkapnya...

Kamis, 16 Desember 2010

Pastikan Anda Obati dan Terhindar dari Hepatitis



Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai penyebab, di antaranya adalah infeksi bakteri maupun virus. Virus yang sering dikenal sebagai penyebab terjadinya hepatitis adalah virus hepatitis jenis A, B, C dan D (definisi dan cara penularan dapat dilihat di sini). Namun yang paling banyak menyebabkan kematian adalah hepatitis B dan C. Kedua virus itu secara bersama-sama telah dilaporkan membunuh sekitar 1 juta orang per tahun di seluruh dunia, dan hampir 500 juta orang saat ini terinfeksi hepatitis B atau C kronis. Lebih mengagetkan dilaporkan bahwa 1 dari 3 orang telah terkena salah satu atau kedua virus tersebut. Keberadaan hepatitis B sangat potensial mengancam jiwa, namun relatif mudah diantisipasi dengan vaksinasi yang intens. Pemberian vaksin hepatitis B mencapai tingkat efektivitas 95 persen dalam mencegah infeksi kronis.


Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) juga dilaporkan menjadi masalah kesehatan utama di dunia, karena menjadi jenis yang paling serius di antara virus hepatitis lainnya. Bahkan jumlah penderitanya dua kali lebih banyak dari penderita virus hepatitis C. Penderita yang menjadi kronis terinfeksi dengan VHB berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami sirosis hati dan kanker hati.

Penularan VHB umumnya biasa terjadi melalui kontak seksual, transmisi parenteral dari ibu ke bayi saat lahir (melalui kulit atau melalui pembuluh darah), dan melalui cairan tubuh yang terinfeksi. Di seluruh dunia, sekitar 2 miliar orang diperkirakan telah terinfeksi virus hepatitis B dan lebih dari 350 juta telah menjadi infeksi hati kronis.

Sedangkan Virus Hepatitis C (VHC) merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan penyakit hati kronis. Secara global, 130-170 juta orang diperkirakan terinfeksi dengan VHC kronis dan 3-4 juta yang baru terinfeksi setiap tahun. VHC menular terutama melalui kontak langsung dengan darah manusia dan terutama ditularkan secara parenteral dan vertikal dari ibu ke anak.

Tips untuk mencegah hepatitis


*
Senantiasa menjaga kebersihan dini dan lingkungan serta selalu menjaga kesehatan hati dengan hepatoprotektor seperti kapsul ULIVER.

*
Menghindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, seks yang tidak sehat.

*
Jika perlu melakukan penyuntikan, gunakan jarum yang disposable atau sekali pakai.

*
Periksalah darah pendonor dan pastikan aman dari virus hepatitis jika ingin mendapatkan donor darah.

*
Program vaksinasi hepatitis secara lebih dini, misalnya pada masa balita.

*
Tingkatkan daya tahan (immunitas) tubuh dengan pola makan sehat dan mengkonsumsi daya tahan tubuh seperti NIGELLA PLUS

Lakukan beberapa tips di atas, Insya Allah kita semua akan terhindar dari penyakit mematikan tersebut. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

Oleh : Harmonis Santara (sebagian dikutip dari tulisan dr. FX Wikan Indrarto)
Selengkapnya...

Obat Kanker Ampuh yang Selama ini di Rahasiakan...Sirsak



YMP, Sebuah penelitian di Purdue University membuktikan bahwa buah sirsak mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker prostat, pankreas, dan paru-paru.

Beberapa waktu belakangan di beberapa milis kesehatan dan e-mail pribadi beredar informasi tentang manfaat dan khasiat dari buah sirsak. Isi dari informasi itu cukup membuat kehebohan dan kegembiraan untuk para penderita kanker.

Karena, berdasarkan data yang dilansir, khasiat dan manfaat dari buah yang di Spanyol dikenal dengan nama graviola, atau dengan nama Inggris, soursop ini banyak disembunyikan oleh perusahaan farmasi di AS.

Ya, berdasarkan data dan hasil penelitian, soursop atau sirsak diakui sebagai pembunuh alami sel kanker yang ajaib dengan 10.000 kali lebih kuat dari pada terapi kemo. Lantas, kenapa informasi ini sampai terabaikan dan tidak tersosialisasikan kepada publik?


Ini lebih disebabkan kepada kepentingan bisnis dunia farmasi agar dana riset yang dikeluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon graviola sintetis sebagai bahan baku obat, lalu obatnya dijual ke pasar dunia.

Memprihatinkan memang mengingat banyak orang meninggal sia-sia dan mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet miliaran dolar menutup rapat-rapat rahasia keajaiban pohon graviola ini.

Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.

Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik.

Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yang hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik.
Informasi manfaat dan khasiat sirsak tidak serta merta dapat beritahukan karena ada ketentuan undang-undang federal, di mana di dalamnya dinyatakan sumber bahan alami untuk obat dilarang atau tidak bisa dipatenkan sebelum ditemukan unsur sintetisnya.
Sejak 1976, graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yang berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute.
Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo!
Penemuan yang paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh atau terganggu.
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.
Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru.
Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa:
1. Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
5. Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.
6. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat (sumber : inilah.com)
Selengkapnya...

Minggu, 12 Desember 2010

P r o f i l D e s a

nDringo, Semin, Gunungkidul, eksotisme terpendam dibalik imej kekeringan yang sudah terlanjur menyeruak di setiap benak. Negerinya para pekerja keras, yang tak malu melakukan hal legal dan halal demi sebuah harapan.
Jika di tinjau dari kultur Agama. Maka kita bisa merasakan nuansa ukhuwah yang luar biasa , ini di latar belakangi karena mayoritas pemeluk agamanya adalah Islam (100% Muslim).
Sedangkan Profesi masyarakatnya adalah
Petani dengan hasilunggulannya (padi,tembakau,singkong dan kacang-kacangan). Guru, Aktifis Parpol, Mahasiswa , Buruh, Pedagang bahkan Ada beberapa yang Mendirikan Pabrik Tahu yang menjadi salah satu product unggulan Desa nDringo (dengan nama kelompok pabrik tahu NGUDI SUBUR nDingo)
Tidak kalah menariknya jika kita berbicara mengenai Keindahan Wisata Gunungkidul bukan sekedar tuk didengar, namun untuk dikunjungi dan dinikmati. Sebuah bukti keagungan-Nya, menggoreskan seni tak ternilai di sini. JANGAN PANDANG SEBELAH MATA, GUNUNGKIDUL..

nDringo, Semin, Gunungkidul, hidden behind the exotic image of drought is already pushed in every mind. Country hard workers, who would not be embarrassed to do it legal and permissible for the sake of a hope.
If the review of the culture of Religion. So we can feel the nuances ukhuwah incredible, this in the background as the majority of adherents to his religion is Islam (100% Muslim).
While the society is Profession
Farmers with hasilunggulannya (rice, tobacco, cassava and beans). Teacher, Political Activist, Student, Worker, Trader There are even some who Establishing Factory Know who became one of leading product nDringo Village (with the name of the plant groups know Ngudi FERTILE nDingo)
No less interesting if we talk about the beauty of Tourism is not just a tuk Gunungkidul heard, yet to be visited and enjoyed. A proof of His greatness, scraping priceless art here. DO NOT VIEW one eye, GUNUNGKIDUL ..
Selengkapnya...

Jumat, 10 Desember 2010

Pengaruh Keluarga



Peran keluarga memang unik. Ia bisa mengecil menjadi dinamika satu atau dua orang saja. Dan, bisa melebar mencakup banyak orang. Hal itulah yang kini dibingungkan Pak Sugeng.

Bapak satu anak ini sama sekali tidak punya masalah dengan dirinya. Ia juga tidak sedang direpotkan urusan isteri atau anak. Justru, ia bingung dengan peran yang kini dimainkan ayahnya di masyarakat. Terutama, di desa di mana keluarga Pak Sugeng dan ayahnya tinggal.

Boleh dibilang, ayah Pak Sugeng bukan sekadar ayah buat Pak Sugeng sendiri. Ia juga ayah buat seluruh warga di kampung itu. Persoalan apa pun yang mencuat, selalu nama ayah Pak Sugeng dilibatkan. Dan keputusan apa pun yang diucapkan ayah Pak Sugeng, tidak seorang pun di desa itu yang berani beda.

Ini mungkin wajar.
Karena sebelum penduduk desa itu ada, ayah Pak Sugenglah yang pertama kali tinggal. Dengan kedermawanan dan perhatian yang tinggi, ayah Pak Sugeng kian dianggap masyarakat sebagai ayah mereka sendiri.

Persoalan yang dialami Pak Sugeng bukan soal posisi ayahnya. Justru, ia sangat bersyukur dengan anugerah Allah yang begitu besar. Ia bangga kalau ayahnya bisa bermanfaat buat orang banyak.

Yang dikhawatirkan Pak Sugeng, ilmu agama ayahnya masih jauh dari memadai. Sementara, ucapannya begitu diikuti dan dipanuti. Apa pun yang diucapkan ayah Pak Sugeng, orang-orang akan menganggapnya sebagai sebuah fatwa.

Pernah suatu kali, ada ibu yang mengadukan suaminya kepada ayah Pak Sugeng. Ibu itu keberatan dengan suaminya yang menikah dengan isteri yang kelima. ”Ini keterlaluan kan, Pak Haji!” ucap ibu itu bersemangat.

Setelah memanggil si suami dan isteri-isterinya, ayah Pak Sugeng pun mengeluarkan keputusan. Ibu yang mengadukan soal itu kecewa berat. Ia menangis sejadi-jadinya. Pasalnya, ayah Pak Sugeng mengatakan, ”Silakan saja beristeri lima, selagi mampu dan bisa adil!”

Pak Sugeng sadar kalau itu memang bukan semata-mata kesalahan ayahnya. Walau sudah haji, ayah Pak Sugeng hanya tamatan SD. Desanya pun jauh dari sentuhan guru agama.

Pelan tapi pasti, Pak Sugeng mengajarkan ayahnya tentang ajaran Islam. Mana yang boleh, dan mana yang tidak. Mana yang dianjurkan, dan mana yang dilarang. Syukurnya, ayah Pak Sugeng begitu nurut dengan arahan anaknya. Tidak perlu ada debat, tidak perlu adu argumen. ”Yah, dalam Islam itu, poligami hanya boleh samai empat,” ungkap Pak Sugeng ke ayahnya. Dan, sang ayah pun manggut-manggut.

Selain mengajarkan hukum-hukum Islam, Pak Sugeng juga mengajarkan doa-doa dalam bahasa Arab berikut artinya. Ini penting, agar masyarakat bisa ikut belajar baca doa dari mulut ayah Pak Sugeng. Setidaknya, doa agar bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Menjelang pilkades, banyak tamu yang bergantian mengunjungi rumah Pak Sugeng. Apalagi kalau bukan minta pengaruh dari ayah Pak Sugeng. Ada pengusaha penggilingan padi, pengurus masjid, saudagar ikan, dan beking judi.

Pak Sugeng yakin, tamu yang terakhir tidak akan masuk dalam restu ayahnya. Karena walau banyak uang, ayah Pak Sugeng pasti sudah paham kalau ngebeking judi dilarang ajaran Islam.

Pertarungan pilkades pun dimulai. Seluruh calon selalu menempelkan kalimat yang hampir sama di stiker dan pampletnya. ”Sudah direstui Pak Haji!”

Sejak itu, banyak warga yang mondar-mandir minta petuah dari ayah Pak Sugeng. Ada yang datang pagi, siang, sore, bahkan malam. Mereka ingin minta kepastian calon mana yang dianggap layak.

Di akhir penghitungan suara diumumkanlah satu calon yang dianggap menang. Sayangnya Pak Sugeng harus kecewa. Karena nama yang disebut menang itu ternyata sang beking judi. ”Astaghfirullah! Astaghfirullah!” ucap Pak Sugeng berkali-kali.

Ketika itu ditanyakan ke ayahnya, dahi Pak Sugeng sempat berkerut. Dengan ringan ayahnya mengatakan, “Ngger, dia itu pemberi sumbangan yang paling banyak buat warga: uang, lapangan bulu tangkis, memperbaiki waduk, mengaspal jalan, dan ngasih sedekah buat masjid!”

“Tapi, Yah. Uang itu dari mana?” tanya Pak Sugeng mecoba menyadarkan. ”Lha, kan kamu sendiri yang ngajarin kalau seorang muslim yang baik tidak boleh buruk sangka. Begitu, kan?” ujar ayah Pak Sugeng polos.

“Tapi, kamu nggak perlu khawatir, Ngger!” ucap ayah Pak Sugeng tiba-tiba.

“Ayah sudah nyiapkan wakilnya yang soleh. Dia itu pengurus masjid. Nah, pas kan! Sesuai dengan doa yang kamu ajarkan kepada ayah, yang pertama bahagia di dunia. Dan kedua, bahagia di akhirat!” jelas sang ayah begitu meyakinkan. (muhammadnuh@eramuslim.com)
Selengkapnya...

Keluarga ustadz


Ada gula ada semut. Ada yang menarik, selalu ada yang berminat. Tapi, berhati-hatilah buat sang semut. Karena mati semut bisa karena manisan.

Berbahagialah keluarga yang menjadi pusat perhatian positif masyarakatnya. Tetangga sekitar selalu menganggap ada yang lebih dari keluarga itu. Mulai dari penataan fisik rumah, hingga pada keserasian jiwa penghuninya.

Keluarga model itu, kerap menjadi rujukan dan panutan. Persis seperti doa yang diajarkan Allah dalam Alquran. Ya Allah, anugerahkanlah kami pasangan dan keturunan yang menjadi penenteram hati, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Sayangnya, tak semua yang tampak seperti air memang benar-benar air. Ada fatamorgana. Dari jauh menjadi harapan, begitu dekat justru kegersangan. Setidaknya, hal itulah yang kini dialami Pak Jojo.

Ayah dua anak ini punya ujian khusus dari Allah. Ujian itu sepintas enak, tapi punya beban yang lumayan berat. Masyarakat sekitar rumah Pak Jojo begitu kepincut dengan keberadaan keluarganya. Bisa dibilang, mereka jadi sosok teladan: pintar, ramah, dermawan, harmonis, dan alim.

Empat julukan baik seperti pintar, ramah, dermawan, dan harmonis; masih belum jadi beban buat Pak Jojo. Itu biasa. Wajar karena dia dan isterinyalah yang lulusan sarjana di kampung itu. Selebihnya, cuma SD dan SMP. Paling tinggi SMA. Dan itu pun sudah bisa terpilih jadi kepala kampung. Sekali lagi wajar. Biasa. Apalagi, ia dan isterinya bekerja sebagai dosen, guru mahasiswa. Lha, jadi mahasiswa saja sulit, apalagi jadi gurunya. Teramat wajar kalau masyarakat menganggapnya sebagai keluarga pintar.

Namun, soal alim itulah yang sangat memberatkan Pak Jojo. Menurut anggapan Pak Jojo, alim bisa disetarakan dengan fuqoha. Atau orang yang serba tahu tentang urusan agama. Mulai dari ilmu akidah sampai soal fikih. Di kampung yang baru setahun ia tinggali itu, sarjana bidang pertanian ini terkenal dengan panggilan ustadz: 'Ustat Jojo'.

"Duh, berat banget!" ujar Pak Jojo ke isterinya suatu kali. Berat, karena jangankan hafal tiga puluh juz Quran, setengah juz saja masih sering lupa. Bahkan, bacaan tilawahnya belum standar tajwid. Panjang pendek masih belum pas, makhraj masih kerap tertukar. Pendek kata, Pak Jojo merasa jauh dari sebutan ustat.

Mungkin, masyarakat cuma melihat dari tampilan luar keluarga Pak Jojo. Sering berbaju koko, rutin ke masjid, dan kemana-mana memegang mushaf kecil. Bukan itu saja. Isteri Pak Jojo pun tak pernah lepas jilbab. Tiap keluar rumah, jilbab dan gamis selalu melekat. Juga, kaus kaki. Suatu hal yang hampir tak pernah dilakukan ibu-ibu di kampung itu. Bahkan oleh yang biasa dipanggil masyarakat sebagai ustadzah sekali pun.

Tak ada yang seperti isteri Pak Jojo. Busananya yang begitu Islami. Tingkah laku yang hampir tanpa dosa. Dan senyum manis yang selalu menghias kesehariannya di tengah masyarakat. Tak jarang, masyarakat memanggil isteri Pak Jojo dengan Ibu Haji. Padahal, belum sekali pun isteri Pak Jojo pergi ke Mekah. Jangankan ke Mekah, ke serambinya saja belum.

Di masjid, tak seorang pun yang berani jadi imam salat sebelum memastikan kalau Ustat Jojo berhalangan hadir. Selalu saja Ustat Jojo sebagai imam. Walaupun yang dibaca tak pernah berkisar dari surah ke-103 hingga 114. Karena memang cuma itu yang benar-benar dihafal Pak Jojo.

Anehnya, para jamaah justru memuji Pak Jojo. "Ustat Jojo benar-benar bijaksana. Tak pernah baca surah panjang. Saya salut dengan Ustat!" ucap seorang jamaah masjid suatu kali.

Bijaksana? Duh, kalau ingat itu, Pak Jojo jadi malu sendiri. Ia malu dengan dirinya, dan tentu saja kepada Allah. Kurang kok dapat pujian. Ia jadi terkenang dengan kejadian ketika masih SMA.

Waktu itu, di masjid dekat rumah temannya, ia dinobatkan masyarakat jadi imam tarawih. Pasalnya, cuma ia yang mengenakan baju koko dan kopiah haji. Tentu saja ia menolak. Karena rakaat tarawih begitu banyak. Padahal, ia baru benar-benar hafal lima surah. Nggak cukup kan! Tapi karena masyarakat memaksa, ia pun jadi imam. Hingga di rakaat keenam, jamaah salat merasakan kalau sujud sang imam begitu lama. Lama sekali. Tak ada komando apa pun. Ketika seorang jamaah mendongak, ternyata sang imam sudah tidak ada di tempat. Kabur!

Kalau ingat itu, Pak Jojo istighfar. Jangan sampai kejadian itu terulang. Sejak itulah, ia memaksakan diri untuk menambah hafalan Alquran. Biar lambat, asal selamat.

Selain jadi imam salat, Pak Jojo juga dipercayakan masyarakat untuk baca doa. Dalam kegiatan apa pun. Mulai dari syukuran, khitanan, hingga pesta pernikahan. Masyarakat menilai, doa Pak Jojo lebih patut dikabulkan Allah daripada Ustat lain. Karena Pak Jojo hampir tak pernah bohong, pelit, merokok, apalagi godain janda.

Masalahnya, Pak Jojo tidak banyak hafal doa. Karena itulah, ia menggunakan kiat khusus. Ia awali doa dengan yang berbahasa Arab dan diakhiri pun dengan yang bahasa Arab. Sementara tengahnya, dan itulah yang paling panjang, ia gunakan bahasa Indonesia. "Supaya lebih meresap!" ucapnya suatu kali.

Hari minggu itu, seorang ibu memanggil Pak Jojo. "Pak Ustat, tolong cepat ke rumah saya!" ucap ibu itu sambil menangis dan agak memaksa. Dengan segera, Pak Jojo mengikuti. Ia mengira, panggilan itu tak jauh dari permintaan untuk berceramah dan baca doa. Insya Allah, akan ia usahakan. Setiba di rumah ibu itu, Pak Jojo agak bingung. Banyak orang berkumpul. Sebagian ada yang menangis. "Ayah kami meninggal, Tat! Tolong dimandikan," ucap anggota keluarga lain.

Pak Jojo terdiam. Tak sepatah kata pun terucap. Ia bingung mau bilang apa. Pasalnya, jangankan memandikan mayit, memegang saja belum pernah. Lama ia mematung. Tekadnya cuma satu: jangan sampai kejadian di usia SMA dulu terulang lagi. Kabur dari jamaah salat. Kan repot kalau ustat dianggap takut mayat. (muhammadnuh@eramuslim.com)
Selengkapnya...


Ada gula ada semut. Ada yang menarik, selalu ada yang berminat. Tapi, berhati-hatilah buat sang semut. Karena mati semut bisa karena manisan.

Berbahagialah keluarga yang menjadi pusat perhatian positif masyarakatnya. Tetangga sekitar selalu menganggap ada yang lebih dari keluarga itu. Mulai dari penataan fisik rumah, hingga pada keserasian jiwa penghuninya.

Keluarga model itu, kerap menjadi rujukan dan panutan. Persis seperti doa yang diajarkan Allah dalam Alquran. Ya Allah, anugerahkanlah kami pasangan dan keturunan yang menjadi penenteram hati, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Sayangnya, tak semua yang tampak seperti air memang benar-benar air. Ada fatamorgana. Dari jauh menjadi harapan, begitu dekat justru kegersangan. Setidaknya, hal itulah yang kini dialami Pak Jojo.

Ayah dua anak ini punya ujian khusus dari Allah. Ujian itu sepintas enak, tapi punya beban yang lumayan berat. Masyarakat sekitar rumah Pak Jojo begitu kepincut dengan keberadaan keluarganya. Bisa dibilang, mereka jadi sosok teladan: pintar, ramah, dermawan, harmonis, dan alim.

Empat julukan baik seperti pintar, ramah, dermawan, dan harmonis; masih belum jadi beban buat Pak Jojo. Itu biasa. Wajar karena dia dan isterinyalah yang lulusan sarjana di kampung itu. Selebihnya, cuma SD dan SMP. Paling tinggi SMA. Dan itu pun sudah bisa terpilih jadi kepala kampung. Sekali lagi wajar. Biasa. Apalagi, ia dan isterinya bekerja sebagai dosen, guru mahasiswa. Lha, jadi mahasiswa saja sulit, apalagi jadi gurunya. Teramat wajar kalau masyarakat menganggapnya sebagai keluarga pintar.

Namun, soal alim itulah yang sangat memberatkan Pak Jojo. Menurut anggapan Pak Jojo, alim bisa disetarakan dengan fuqoha. Atau orang yang serba tahu tentang urusan agama. Mulai dari ilmu akidah sampai soal fikih. Di kampung yang baru setahun ia tinggali itu, sarjana bidang pertanian ini terkenal dengan panggilan ustadz: 'Ustat Jojo'.

"Duh, berat banget!" ujar Pak Jojo ke isterinya suatu kali. Berat, karena jangankan hafal tiga puluh juz Quran, setengah juz saja masih sering lupa. Bahkan, bacaan tilawahnya belum standar tajwid. Panjang pendek masih belum pas, makhraj masih kerap tertukar. Pendek kata, Pak Jojo merasa jauh dari sebutan ustat.

Mungkin, masyarakat cuma melihat dari tampilan luar keluarga Pak Jojo. Sering berbaju koko, rutin ke masjid, dan kemana-mana memegang mushaf kecil. Bukan itu saja. Isteri Pak Jojo pun tak pernah lepas jilbab. Tiap keluar rumah, jilbab dan gamis selalu melekat. Juga, kaus kaki. Suatu hal yang hampir tak pernah dilakukan ibu-ibu di kampung itu. Bahkan oleh yang biasa dipanggil masyarakat sebagai ustadzah sekali pun.

Tak ada yang seperti isteri Pak Jojo. Busananya yang begitu Islami. Tingkah laku yang hampir tanpa dosa. Dan senyum manis yang selalu menghias kesehariannya di tengah masyarakat. Tak jarang, masyarakat memanggil isteri Pak Jojo dengan Ibu Haji. Padahal, belum sekali pun isteri Pak Jojo pergi ke Mekah. Jangankan ke Mekah, ke serambinya saja belum.

Di masjid, tak seorang pun yang berani jadi imam salat sebelum memastikan kalau Ustat Jojo berhalangan hadir. Selalu saja Ustat Jojo sebagai imam. Walaupun yang dibaca tak pernah berkisar dari surah ke-103 hingga 114. Karena memang cuma itu yang benar-benar dihafal Pak Jojo.

Anehnya, para jamaah justru memuji Pak Jojo. "Ustat Jojo benar-benar bijaksana. Tak pernah baca surah panjang. Saya salut dengan Ustat!" ucap seorang jamaah masjid suatu kali.

Bijaksana? Duh, kalau ingat itu, Pak Jojo jadi malu sendiri. Ia malu dengan dirinya, dan tentu saja kepada Allah. Kurang kok dapat pujian. Ia jadi terkenang dengan kejadian ketika masih SMA.

Waktu itu, di masjid dekat rumah temannya, ia dinobatkan masyarakat jadi imam tarawih. Pasalnya, cuma ia yang mengenakan baju koko dan kopiah haji. Tentu saja ia menolak. Karena rakaat tarawih begitu banyak. Padahal, ia baru benar-benar hafal lima surah. Nggak cukup kan! Tapi karena masyarakat memaksa, ia pun jadi imam. Hingga di rakaat keenam, jamaah salat merasakan kalau sujud sang imam begitu lama. Lama sekali. Tak ada komando apa pun. Ketika seorang jamaah mendongak, ternyata sang imam sudah tidak ada di tempat. Kabur!

Kalau ingat itu, Pak Jojo istighfar. Jangan sampai kejadian itu terulang. Sejak itulah, ia memaksakan diri untuk menambah hafalan Alquran. Biar lambat, asal selamat.

Selain jadi imam salat, Pak Jojo juga dipercayakan masyarakat untuk baca doa. Dalam kegiatan apa pun. Mulai dari syukuran, khitanan, hingga pesta pernikahan. Masyarakat menilai, doa Pak Jojo lebih patut dikabulkan Allah daripada Ustat lain. Karena Pak Jojo hampir tak pernah bohong, pelit, merokok, apalagi godain janda.

Masalahnya, Pak Jojo tidak banyak hafal doa. Karena itulah, ia menggunakan kiat khusus. Ia awali doa dengan yang berbahasa Arab dan diakhiri pun dengan yang bahasa Arab. Sementara tengahnya, dan itulah yang paling panjang, ia gunakan bahasa Indonesia. "Supaya lebih meresap!" ucapnya suatu kali.

Hari minggu itu, seorang ibu memanggil Pak Jojo. "Pak Ustat, tolong cepat ke rumah saya!" ucap ibu itu sambil menangis dan agak memaksa. Dengan segera, Pak Jojo mengikuti. Ia mengira, panggilan itu tak jauh dari permintaan untuk berceramah dan baca doa. Insya Allah, akan ia usahakan. Setiba di rumah ibu itu, Pak Jojo agak bingung. Banyak orang berkumpul. Sebagian ada yang menangis. "Ayah kami meninggal, Tat! Tolong dimandikan," ucap anggota keluarga lain.

Pak Jojo terdiam. Tak sepatah kata pun terucap. Ia bingung mau bilang apa. Pasalnya, jangankan memandikan mayit, memegang saja belum pernah. Lama ia mematung. Tekadnya cuma satu: jangan sampai kejadian di usia SMA dulu terulang lagi. Kabur dari jamaah salat. Kan repot kalau ustat dianggap takut mayat. (muhammadnuh@eramuslim.com)
Selengkapnya...