Jumat, 08 April 2011

KEKUATAN AKTIFITAS ALAM

Hari-hari yang penuh dengan ragam aktifitas rutin dirasakan oleh hampir semua manusia. Respon terhadap gaya hidup manusia modern sebagai akibat tuntutan jaman yang kian cepat lajunya menjadikan manusia sekarang dituntut untuk lebih teratur mengatur alur dan ritme hidup keseharian mereka. Pola hidup keseharian dengan aktifitas yang terulang secara terus menerus dengan gaya dan warna yang sama menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.

Namun rutinitas yang berpola itu terkadang membuat kehidupan nampak datar dan membosankan. Sehingga kehidupan yang datar seperti itu memerlukan temuan-temuan kreatif agar dapat memberikan warna lain pada kehidupan yang dilalui.

Namun terkadang, seringkali improvisasi-improvisasi yang dilakukan untuk dapat mengisi suasana kehidupan yang mengejutkan, dilakukan dengan kejutan pula. Kita mungkin pernah mengalami hal semacam itu atau paling tidak, kita pernah melihat hal itu dilakukan oleh beberapa orang disekeliling kita. Namun, saat ini yang perlu kita lakukan adalah segera merapikan setiap kejutan-kejutan itu agar mengarah pada hal-hal yang positif. Hal-hal yang positif itu bisa kita namakan “kekuatan pengembangan karakter”.

Darimana munculnya kekuatan tersebut???.

Banyak cara telah dilakukan untuk membangkitkan kekuatan itu. Beragam metode banyak ditawarkan untuk mengembangkan potensi itu dan banyak sekali terobosan-terobosan yang dimunculkan untuk lebih memaksimalkan kekuatan itu. Kali ini, kekuatan itu bisa kita munculkan melalui alam yang membentang disekitar kita.

Alam sekitar merupakan guru yang memberikan pelajaran bagi setiap manusia. Alam dengan bahasanya sendiri mampu memberikan warna dalam pembentukan karakter seseorang. Alam bukannya bisu tetapi ia punya cara lain untuk berkomunikasi dengan manusia. Bahasanya hanya bisa dipahami oleh para ulil albab, yaitu mereka yang punya pengamatan kuat dengan akalnya untuk bisa memahami alam lewat tafakkur dan tadabbur.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imran : 190 – 191 )

Tatkala Nabi kita Muhammad shallalahu alaihi wa sallam mengawali masa kecilnya tinggal di perkampungan Bani Sa’ad, melalui alam-lah Nabi kita pun belajar.

Menghirup udara yang sejuk dan segar, alam yang asri dan berseri dipandang mata, masyarakat yang akrab dan menghargai alam adalah beberapa hal yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan karakter beliau. Di bani Sa’ad beliau belajar bahasa arab yang fasih lewat lingkungan alami yang jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk alam perkotaan. Disana beliau akrab dengan hamparan rumput dan sekumpulan binatang ternak. Disana beliau dengan leluasa mengekspresikan kedekatannya dengan alam

Menengok kondisi tempat tinggal kita yang minim sekali alam yang asri, maka pertanyaanya adalah; bagaimana cara menghadirkan kembali suasana alami untuk proses pembelajaran???.

Semakin sempitnya lahan hijau akibat pembangunan gedung yang kian tidak terkendali, pola hidup masyarakat kota di kompleks perumahan, gempuran teknologi yang makin hari makin menggeser cara berinteraksi anak-anak dengan lingkungan sekitar adalah beberapa PR besar bagi para praktisi pendidikan.

Ada beberapa hal yang sudah dilakukan oleh para praktisi pendidikan kita sebagai hasil pengamatan dan observasi mereka sekaligus sebagai jawaban untuk mengatasi permasalahan krusial ini, diantaranya :

1. Menciptakan suasana pendidikan berbasis alam, yang sekarang ini terkenal dengan sebutan “Sekolah Alam”. Konsep sekolah yang menjadikan alam sebagai lingkungan belajarnya yang alami.
2. Menciptakan suasana pendidikan berbasis Kebun, yang hari ini dikenal dengan sebutan “ Sekolah Komunitas Kebon Maen”. Sekolah yang menjadikan kebun-kebun sebagai lingkungan belajar yang alami pula.
3. Menciptakan suasana pendidikan berbasis konsep terpadu, yang kali ini terkenal dengan sebutan “Sekolah Terpadu”. Konsep sekolah yang menjadikan paduan setiap unit pelajaran pada kehidupan nyata.
4. Menciptakan suasana pendidikan yang mempunyai kegiatan pramuka dan pencinta alam. Sekolah yang mengarahkan anak-anak untuk cinta lingkungan dan membangun ketrampilan hidupnya.

Semua itu tidak lepas pada alam yang diposisikan sebagai guru bagi anak-anak. Maka, ada irisan yang jelas untuk membangkitkan kekuatan itu, yakni melalui alam. Namun, kenapa alam menjadi kesepakatan sosial yang dilakukan oleh dunia pendidikan sebagai sarana membangkitkan kekuatan?. Karena alam merupakan pembelajaran yang nyata untuk bisa menyadari kebesaran Allah Sang Maha Pencipta, Firman Allah Ta’ala,

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi silih bergantinya malam dan siang bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dgn air itu Dia hidupkan bumi setelah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan di antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal”.(QS. Al Baqarah : 164 )

Ayat yang mulia ini membawa fakta-fakta yang terpampang dari alam sekitar kita, menunggu perenungan dan tafakkur orang-orang yang benar-benar mencari kebenaran.
- Proses pergantian siang dan malam
- Bahtera yang sangat berat mampu mengapung dan melaju diatas lautan
- Air hujan yang membawa kehidupan setelah kematian
- Aneka ragam hewan menghiasi bumi yang terhampar
- Laju angin dan peredaran awan di udara
- Tanda-tanda bagi mereka yang berakal

Fakta-fakta itu akan lewat begitu saja atau sekadar dipahami sebagai proses alamiah oleh anak-anak didik jika para guru, pendidik dan pengasuh mereka tidak mengaitkannya dengan proses pembentukan karakter berbasis keimanan.

Maka jadilah alam ini hanya akan dipahami sebagai pelengkap kehidupan manusia semata. Sirnalah bahasa-bahasa isyarat yang sesungguhnya akan menjadikan mereka lebih menghargai alam jika saja mereka memahaminya. Dan para pendidik punya saham besar untuk menjadikannya dihargai oleh atau menjadikannya obyek yang dieksploitasi.

Selamat berjuang wahai para pengasuh pendidikan…….
Terus berkarya dan terus berikan keteladanmu pada generasi setelahmu agar mereka bisa melihat alam sebagai guru sebagaimana alam telah menjadi guru bagimu.

Curahkan kekuatanmu secara maksimal agar anak-anak di generasi setelahmu mempunyai mental yang kokoh sekokoh alam yang membentang dihadapanmu.
Selengkapnya...