Senin, 31 Juli 2017

Ketika Islam Berjaya

Surat dari Kaisar Romawi kepada Mu’awiyah : 

"Kami mengetahui apa yang terjadi antara kalian dengan Ali bin Abi Tholib, dan menurut kami, kalian-lah yang lebih berhak menjadi khalifah dibanding dia (Ali bin Abi Thalib). Kalau kamu mau, akan kami kirimkan pasukan untuk membawakan kepadamu kepala Ali bin Abi Thalib". 

Mu’awiyah menjawab surat tersebut sedemikian : 
Dari Muawiyah kepada Heraklius (Hiroql) : "Apa urusanmu ikut campur urusan dua saudara yang sedang berselisih? Kalau kamu tidak diam, akan aku kirimkan pasukan kepadamu yang bagian terdepan berada di tempatmu dan yang terakhir berada ditempatku ini, yang akan memenggal kepalamu dan membawakannya kepadaku, dan akan aku serahkan kepada Ali.”  

🌿Ketika kita berjaya🌿 
Khalid bin Walid mengirim surat kepada Kaisar Persia : “Berislamlah maka kalian akan selamat, atau akan aku kirimkan kepadamu pemuda yang cinta kematian sebagaimana kalian yang cinta dunia.” Ketika membaca surat tersebut. 
Kaisar Persia menyurati Raja Cina dan memohon bantuan darinya. 
Maka Raja Cina menjawab surat tersebut : 
“Wahai Kaisar... Aku tak sanggup menghadapi kaum yang andaikata mereka ingin memindahkan gunung, maka akan dipindah gunung tersebut.” 

 🌿Ketika kita berjaya🌿 
 Di era kekhilafahan Utsmaniyyah, setiap kapal-kapal Utsmaniyyah melintasi pelabuhan Eropa, maka gereja-gereja berhenti membunyikan lonceng mereka karena takut dengan kaum Muslimin. Mereka takut kota mereka ditaklukkan kaum Muslimin. 

 🌿Ketika kita berjaya🌿 Seorang pendeta Italia berdiri di salah satu lapangan di sebuah kota. Dalam pidatonya ia mengatakan : “Sangat disayangkan sekali... kami melihat pemuda kaum Nasrani mulai meniru kaum Muslimin Arab dalam gaya berpakaian mereka, gaya hidup mereka dan cara berpikir mereka". Sampai-sampai bila ada yang ingin berbangga dihadapan pasangannya, ia mengatakan kepada pasangannya “uhibbuki” dengan menggunakan bahasa Arab. Dia ingin menunjukkan kepada pasangannya betapa terpelajarnya dirinya karena mampu berbicara bahasa Arab. 🌿Ketika kita berjaya

🌿 Pada era kekhilafahan Utsmaniyyah. Di depan setiap rumah terdapat dua buah palu, palu kecil dan palu besar, ketika diketuk palu yang besar, semua yang di dalam rumah mengerti bahwa yang mengetuk adalah seorang lelaki, maka salah seorang lelaki pulalah yang membukakan pintu. Dan ketika diketuk palu yang kecil, semua yang di dalam rumah mengerti bahwa yang mengetuk adalah seorang wanita, maka salah seorang wanitalah yang membukakan pintu. Dan ketika di dalam rumah ada yang sakit, digantung bunga merah, yang dengan itu para tamu kalau di dalamnya terdapat orang sakit dan dengan itu tidak menimbulkan suara yang mengganggu orang sakit tersebut. 

🌿Ketika kita berjaya🌿 

Pada malam peperangan Haththin di mana ketika itu kaum Muslimin merebut kembali Baitul Maqdis dan mengalahkan Kaum Salibis, komandan perang Sholahuddin Al-Ayyubi berpatroli memeriksa kondisi kemah pasukannya, ia mendengar salah satu tenda para pasukannya sedang qiyamullail dan tenda lainnya sedang berdzikir kepada Allah. Tenda lainnya sedang dipenuhi lantunan ayat suci Al-Qur’an. Sampai suatu saat ia melewati tenda yang para pasukan di dalamnya sedang tertidur lelap. Lalu ia mengatakan kepada orang-orang yang bersamanya: “Melalui pasukan ini kita akan kalah...”.⁠⁠⁠⁠

Tidak ada komentar:

Posting Komentar